Pages

Jumat, 01 November 2013

Tentang K-I-T-A

Sudah lama rasanya tak bercuap-cuap di tempat kesayangan ini. Bukan karena tidak punya topik, tapi karena tak sempat. Katakanlah seperti itu (excuse banget yeee). Baiklah, kali aku akan bercuap-cuap tentang “TEAM”. Yaaa... team yang solid dan team yang super kece. Kalau kata salah satu temen “ bukan kita yang memilih, tapi Allah yang memilih”. Aku tak pernah menyangka akan dipersatukan dengan mereka, merasakan suka duka bersama mereka. Oh iya lupa, sebelumnya aku ingin memperkenalkan tentang mereka, tentang rasa “apresiasi” yang tidak pernah sempat aku ungkapkan pada mereka. Bukan karena apa, hanya saja takut dibilang menye-menye. Dan taraaaa, kenalin ni personil Geng kero-kero (si ucrut faisal, pikolo arik, dan sikembar lailu dan taitu).

Sebenarnya, kali ini aku ingin bercerita tentang pahit getirnya berjuang selama PKM (Pekan Kreativitas mahasiswa). Mungkin cerita ini sudah agak “basi”. Tapi apalah daya, baru bisa bercuap-cuap sekarang. Waktu itu, tepat tanggal 28 Agustus 2013, pengumuman yang ditunggu-tunggu datang juga. Pengumuman yang mengantarkan kami ke Lombok, pengumuman yang mengantarkan kami merasakan makna perjuangan. Pengumuman yang membuat semangat kami sampai saat ini tak pernah pudar. Dan pengumuman yang memberikan kami pelajaran yang begitu berharga. Disini aku hanya ingin menggarisbawahi, bahwa PKM itu bukan tentang keberuntungan, tapi tentang kerja keras dan kerja cerdas. Dan kami sudah membuktikan itu!!.
Tepat tanggal 9-13 September 2013, kami (berlima) mengenakan almamater tercinta. Institut Pertanian Bogor di Pekan Ilmiah Mahasiswa Indonesia ke 26. Seseorang pernah berkata, “kamu akan merasakan betapa cintanya pada almamatermu, saat kau mengenakannya di luar sana”. Dan itu benar adanya, aku sudah beberapa kali berkompetesi dengan universitas2 ternama Indonesia, tapi tidak pernah merasakan feel yang seperti kemarin. Baru kali ini ikutan kompetesi yang cuma bawa fisik, mental, dan pasti bawa koper. Hahahahaha. Dan karena itulah, pundak ini rasanya begitu berat, membawa nama IPB. Sebuah institusi yang dikenal sebagai “kampus riset”. Perang jargon dengan universitas2 seluruh Indonesia, bawa bendera universitas kebanggaan masing-masing. Mengumandangkan hymne IPB (baru kerasa banget jadi anak IPB). Yaah seperti itulah. PIMNAS, the real competition (subjektivitas aku)

            Saat presentasi pun tiba, kami presentasi di hari pertama. Taukah apa yang terjadi saat aku selesai presentasi? Semua orang tepuk tangan, jurinyapun terlihat begitu interest dengan penampilan kami. Bahkan saat sudah kembali ketempat duduk, kami mendapatkan ucapan selamat dari teman2 ITS dan UDAYANA. Entah itu apa maksudnya, yang pasti saat itu kami sudah merasa lega. 1 tugas terselesaikan. Dan jujur kami berlima sangat amat PD bakal menyumbangkan emas untuk IPB (ini dari melihat seluruh finalis yang presentasi di ruangan kami, hampir dari mereka tidak ada yang menarik) kecuali ITS dan UGM. Dan disinilah Allah menunjjukkan kuasanya, saat malam pengumuman kami berlima ternyata gagal. Bukal gagal, lebih tepatnya tertunda. Dan yang lebih menyakitkan lagi, yang mendapatkan emas, perak, dan perunggu itu bukan anak ITS atau UGM yang menurut kami sudah kece badai. Tapi dari universitas lain, yang menurut kami biasa aja (kali ini aku tidak mau menyebutkan universitasnya). Kami, lebih tepatnya aku, akan sangat rela seandainya yang mendapatkan medali itu adalah yang berbobot cara presentasinya. Tapi apalah daya, ternyata penilaian itu 60% presentasi, dan 40% dari proposal. Sebenarnya bukan bermaksud sombong, tapi mungkin ini pembelajaran dari Allah untuk tidak “takabbur” dahulu sebelum pengumuman. Dari sini, Allah mengajarkan tentang bagaimana bersikap rendah hati, bagaimana rasanya berjuang sampe bolos2 kuliah dan praktikum, bagaimana rasanya nangis gara2 bertengkar antar anggota kelompok, dan bagaimana rasanya hujan-hujanan malam hari (taulah ya, bogor terkenal dengan kota hujan & petir). Trus hubungannya apa?. Hahahaha, pokoknya intinya itulah, nikmatnya sebuah perjuangan bersama kalian, bersama orang-orang tangguh. Dan bersama orang-orang yang punya mimpi besar. Semaleman tuh nangis, sumpah gak pernah merasa se ngedown itu. Tapi tak apa, ini pembelajaran buat kita. Jika salah perbaiki, jika gagal coba lagi, tapi jika kamu menyerah, maka semuanya selesai (someone said)”. Masih ada kesempatan 1x lagi (buat yang angkatan 2010). SEMANGAT!!!, well come back the real competetion, PIMNAS 27 and get gold. Kali ini tidak akan aku sia-siakan lagi Jayalah IPB kita!!!

0 komentar:

Posting Komentar