Pages

Minggu, 24 Februari 2013

Let's share

Setelah sekian lama, gak pernah nulis artikel akhirnya kesampaian juga. Jadi ceritanya kemarin iseng-iseng ngirimin artikel ke MITI (Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia). Eh...alhamdulillahnya dimuat di beranda MITI. Rasanya yang pasti seneng pake banget. Bermodalkan modem, duduk depan laptop, memeras otak, send via email dapet deh 150 ribu. hehe,. Sekalian aja kali ya, aku share sama kalian tentang tulisanku yang kemarin. Monggo di baca, semoga bermanfaat :)

Pemanfaatan sorgum sebagai bahan substitusi terhadap tepung terigu dapat dimanfaatkan oleh industri pangan di Indonesia untuk meminimalisasi penggunaan impor tepung terigu

              Iklim tropis di Indonesia sangat mendukung pengembangan berbagai jenis tanaman pangan. Salah satu tanaman tropis yang mudah tumbuh di Indonesia yang hingga saat ini belum banyak dimanfaatkan adalah sorgum. Sorgum (Sorghum  bicolor  L.)  merupakan  tanaman  yang  termasuk  ke dalam  famili Gramineae, termasuk juga padi, jagung, dan gandum (Kusmiadi, 2011). Pemanfaatan sorgum di Indonesia masih kurang kurang populer dan belum optimal. Selama ini sorgum hanya dijadikan sebagai pakan ternak, padahal sorgum sangat cocok untuk dijadikan sebagai komoditas agroindustri karena ketahanannya yang tinggi pada kondisi kering, daya adaptasi terhadap lahan tinggi, serta biaya produksi yang rendah (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura, 1996). Suhu optimum yang diperlukan sorgum untuk  tumbuh  berkisar antara 25-30°C. Sorgum juga tidak terlalu peka terhadap  pH  tanah.  Kandungan pati biji sorgum juga cukup  tinggi yaitu  sekitar  83%,  sedangkan kadar  lemak  dan  proteinnya  sebesar  3.60%  dan  12.3% (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura, 1996).  Kandungan pati sorgum yang cukup tinggi, sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai tepung. Beras mempunyai kandungan pati sekitar 82%, lemak 0.8%, dan protein 6%. Hal tersebut menunjukkan bahwa komposisi  ketiga zat  gizi (protein,  lemak,  pati)  pada sorgum setara  dengan  beras,  bahkan  lebih  baik.
         Daerah yang berpotensi untuk pengembangan sorgum di Indonesia sangat luas. Daerah tersebut meliputi daerah beriklim kering atau memiliki musim hujan yang pendek serta tanah yang kurang subur. Daerah penghasil sorgum dengan pola pengusahaan tradisional adalah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, sebagian Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Sudaryono, 1996). Pengembangan sorgum juga berperan dalam meningkatkan ekspor non-migas. Menurut Direktorat Bina Usaha Tani dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan, volume ekspor sorgum Indonesia ke Singapura, Hongkong, Taiwan, dan Malaysia mencapai 1.092,40 ton atau senilai US$ 116.211. Kondisi ini memberi peluang bagi Indonesia untuk mengekspor sorgum dalam bentuk yang lebih optimal, misalnya dijadikan sebagai tepung.
        Selama ini pemanfaatan tepung terigu dalam bidang pangan di Indonesia cukup besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), yang diolah oleh Kementerian Perdagangan, impor tepung terigu mencapai 775 ribu ton. Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) mencatat pangsa pasar terigu di dalam negeri tumbuh sebesar 10,5% selama 2010.  Pangsa pasar terigu naik dari 3.970.815 metrik ton (MT) di 2009 menjadi 4.388.849 MT pada tahun 2010. Direktur Eksekutif Aptindo Ratna Sari Loppies mengatakan kenaikan pangsa pasar itu justru dinikmati oleh terigu impor  dengan pertumbuhan 18,8% selama tahun 2010. Tahun 2008, volume terigu impor hanya  530.914 MT atau 15,09% menguasai pangsa pasar lokal, tahun  2009  volumenya meningkat menjadi  645.010 MT atau 16,24% dari pangsa pasar lokal dan tahun 2010  volumenya melonjak menjadi  762.515 MT atau menguasai 17,37%  pangsa pasar dalam negeri. Berdasarkan catatan Aptindo, konsumsi terigu di dalam negeri pada tahun 2012 mencapai 1,22 juta ton atau naik 5,61% dibandingkan periode tahun 2011 yang tercatat 1,15 juta ton.
          Pemanfaatan sorgum sebagai bahan substitusi terhadap tepung terigu dapat dimanfaatkan oleh industri pangan di Indonesia untuk meminimalisasi penggunaan impor tepung terigu. Tumbuhnya industri turunan seperti biskuit dan mie instan dapat dijadikan sebagai salah satu optimalisasi tepung sorgum. Adanya tepung sorgum ini diperkirakan dapat mengurangi pangsa pasar impor tepung terigu yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Selain itu, jika memang preferensi dari masyarakat terhadap tepung sorgum tinggi maka tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menghentikan impor tepung terigu dan lebih mengoptimalkan pangan lokal. Melihat potensi sorgum di Indonesia dan banyaknya penggunaan tepung pada bahan pangan, maka tidak menutup kemungkinan tepung sorgum dapat menjadi primadona di kalangan agroindustri Indonesia.

Oleh: Sakinah Ulfiyanti, Mahasiswi Institut Pertanian Bogor

Sumber:

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura. 1996. Prospek sorgum sebagai bahan pangan dan industri pangan. Risalah Simposium Prospek Tanaman Sorgum untuk Pengembangan Agroindustri, 17−18 Januari 1995. Edisi Khusus Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian No. 4-1996: 2−5.

Kusmiadi. 2011. Sorgum. [terhubung berkala]. http://riwankusmiadi.ubb.ac.id. [27 Oktober 2012].

Sudaryono.   1996.   Prospek   sorgum   di   Indonesia: Edisi   Khusus   Balai   Penelitian   Tanaman Kacang-kacangan   dan   Umbi-umbian   No.   4-1996.

Rabu, 13 Februari 2013

From Nothing to Something ^^


        Setelah sekian lama gak curhat di blog ini, ternyata lumayan kangen juga. Long time no see :D.  Hari ini aku punya cerita seru, yaaa lebih tepatnya pengalaman pribadiku di Joja kemarin.  Alhamdulillah impianku untuk maen2 ke Jogja akhirnya terwujud juga. Hehe. Berbicara tentang resolusi di tahun 2013 ini, mencatat harapan-harapan atau target yang ingin dicapai ditahun baru suatu hal kecil yang memang bisa menjadi besar kalau dipikir-pikir. Bahkan ada orang yang sampai di simpan di dompet di pajang di dinding kamar * untung saja tidak di tempel di jidat ya?* hehe . Ya resolusi itu memang penting dimana itu bisa menjadi acuan atau arahan target kita dalam pencapaian . Istilahnya jangan sampai kita ini tidak punya tujuan hidup .
            Alhamdulillah resolusiku di tahun ini mulai terwujud. Piala pertama...yaa, piala pertama di awal tahun 2013 yang berhasil aku sumbangkan kembali untuk almamaterku tercinta, Institut Pertanian Bogor. Piala ini merupakan dedikasiku sebagai mahasiswa yang hampir menjadi mahasiswa tingkat akhir. Hehehehe. Jadi ceritanya kemarin sempat mengikuti Lomba karya Tulis di Jogja yang diadakan oleh Ikatan Lembaga Mahasiswa Gizi Indonesia (ILMAGI). Awalnya gak nyangka bisa memegang piala juara 1 lagi, soalnya pas awal presentasi tiba2 pointer yang aku pakai gak bisa digunakan. Alhasil, dalam hati aku kalang kabut. Tetapi mestakung kembali berpihak padaku. Hehehe. Lomba kali ini cukup banyak memberi pengalaman dan pelajaran. Gimana tidak? Baru kali ini pergi ke suatu daerah, pertama kali, gak tau arah, ngebolang berdua doang bareng partner tercintaku “Hayu” mengelilingi sudut2 kota Jogja. Seruu banget, cukup dengan uang 3rb, kami sudah dapat mengililingi kota Jogja (tapi gak sempet ke candi prambanan). Intinya, pengalaman di Jogja kemarin bener2 berkesan bagi kami ber 2.
            Dalam masalah kompetisi, boleh dibilang aku selalu beruntung. Tapi rasanya, tidak dengan IP ku. Rasanya sih, semester 5 kemarin mungkin masih jauh dari kata optimal, soalnya masih belum mampu memanfaatkan waktu, belum bisa totalitas mengerjakan tugas-tugas kuliah, belum benar-benar berkeringat dan berjuang, dan masih sering males-malesan. Jadi, semester 6 wajib banget tarik gas lagi, tingkatkan lagi, dan lewati target! Insya Allah, bismillah! J
            Mungkin berbagai cerita di atas belum sebanding sama impian-impianku, tapi Insya Allah sudah menjadi awal yang cukup baik untuk perjuangan-perjuangan selanjutnya di tahun 2013 ini! Tetap semangat, walaupun gatau bakal bisa ikut kompetisi sebanyak apa, yang jelas terus tingkatkan kemampuan diri! Perbaiki dan kembangkan kepribadian! Ingat aja, klo semuanya berproses. Nikmati saja prosesnya, nikmati… bukan sekedar melewati… yakin aja, masih banyak hal yang bisa dan harus dilakukan! Bismillah! Keep Strong and Keep Smart!!. Semoga bisa melanjutkan dengan berbagai project penelitian-penelitian yang lain. Aamiin. PIMNAS Insya Allah, I’m coming!