Bagaimana kabar tingkat
akhir? Sudah ada progress buat penelitian? Mulai mendidihkah?, ato masih stay cool?. Sebenarnya merasa tertohok
saat ditanya tentang itu. Entah kenapa seakan-akan menutup mata untuk sebuah
nama yang sering sering dipanggil “skripsi”. Aaaaaghh, tiba-tiba mood berubah kalau inget tentang
penelitian. Sebenarnya judul sudah ada, sudah di ACC pula. Trus masalahnya
dimana??. Dan aku jawab dengan tegas, ini masalah MENTAL.
Tak
tau kenapa, tiba-tiba aku ciut, selalu merasa tidak siap untuk mengerjakan
semuanya. Proposal sudah dibuat, lalu apalagi??. Apa karena harus banting
tulang mencari dana hanya untuk sebuah gelar S.Gz?. Dana yang rupanya cukup
membuatku menelan ludah ketika membuat proposal. Siapa suruh jadi orang
idealis? Siapah suruh jadi orang yang selalu pengen perfect disetiap melakukan suatu hal (apalagi kalau masalah riset).
Tiap mau cerita sama orang tua masalah dana, selalu gak tega, kalo bapak si
bilangnya “yaudah gak papa, asal kamu seneng ngejalaninya”. Tapi ya gak gitu
juga, aku hanya tidak ingin memakai “penghasilan” orang tua untuk penelitianku.
Yaah.. semoga saja dana yang aku ajukan saat ini diterima (amiiiin). Seandainya
didanai, emang udah siap penelitian?. Jujur aku bingung mencari referensi
tentang tata cara fortifikasi vitamin D. Setelah nanya2 ke kakak kelas dan
mengubek2 skripsi anak gizi, belum ada penelitian tentang itu. Usut punya usut
ternyata penelitian tentang fortifikasi vitamin D emang lagi booming sekarang ini. Nanya dosen
pembimbing, eh malah disuruh cari referensi di jurnal2 terbaru saat ini. Yaa
ampuun, jujur ya, ngerjain proposalnya aja sampe mumet banget cari
referensinya. Untungnya selesai juga :D
Lalu
kenapa harus vitamin D? Bukankah vitamin D itu bisa didapat dari sinar
matahari. Berjemur aja dipagi hari, simple
bukan?udah dapet deh vitamin D. Ternyata, tidak se simple itu. Menurut penelitian, prevalensi defisiensi vitamin D pada wanita berusia 18-40
tahun di Jakarta sebesar 63% . Temuan ini menunjukkan bahwa letak lintang suatu
negara yang terkena paparan sinar matahari tidak menjamin di negara tersebut
tidak terjadi defisiensi vitamin D. Dan topik inilah yang membuatku interest banget. Tapi entah kenapa,
sekarang malah jadi slow motion gitu.
Bingung mau trial error kapan buat
produknya. Bukankah tinggal dikerjain aja?apa susahnya?. Ah, ternyata tidak se simple itu, jujur tidak se simple itu. Aku seakan-akan menjadi
seorang pengecut pada penelitianku sendiri, menjadi sok hectic dan seakan-akan mencari-cari alasan buat gak ngerjain.
Ayoolah ulfi, sejak kapan jadi cupu gini?sejak kapan menjadi pengecut?bahkan
kamu sudah cukup tangguh selama 3 tahun terakhir ini. Bukankah peneliti itu
boleh salah?bukankah salah itu bisa diperbaiki? Dan gagal itu bisa dicoba
lagi?. Kalau kamu berhasi dengan penelitian ini, maka kamu akan menjadi orang
pertama (untuk tingkat mahasiswa) di departemen tercintamu yang meneliti
tentang ini. Jadi? bisa dimulai Desember kan? Siap yaa!!!Bismillah, setidaknya trial and error produk dulu.
0 komentar:
Posting Komentar