Pages

Rabu, 29 Agustus 2012

Sekilas tentang karbohidrat


        Ngomongin tentang karbohidrat, pasti orang-orang pada tertuju sama nasi. Nah, kali ini saya pengen share tentang karbohidrat. Aplikatif boleh la yaa :D
        Seperti yang telah diketahui kebanyakan orang bahwa karbohidrat berfungsi sebagai penghasil energi untuk aktivitas kita. Kebutuhan karbohidrat dalam sehari 3-8 porsi. Nah., karbohidrat itu dibagi menjadi 2 jenis. Ada karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana. Apa si bedanya?, mungkin bagi kalian yang menekuni dunia kesehatan pada ngerti ni tentang perbedaan 2 jenis karbohidrat tersebut. Tapi bagi yang menekuni bidang berbeda semoga tulisan ini dapat dijadikan referensi J
       Karbohidrat sederhana lebih dikenal sebagai gula. Misalnya terdapat pada madu, buah, susu, dan berbagai macam minuman ringan. Sedangkan untuk karbohidrat kompleks ditemui pada produk pangan seperti beras merah, kentang, jagung, ubi. Pokoknya makanan-makanan yang pada umumnya berserat tinggi. Namun dikalangan masyarakat masih banyak ditemui mengenai mitos dan fakta tentang karbohidrat. Misalnya ni, konsumsi karbohidrat terlalu banyak dapat menyebabkan gemuk (terutama dimalam hari). Beberapa penelitian memang menyebabkan bahwa konsumsi karbohidrat dimalam hari dapat menambah berat badan, karena tidak diimbangi dengan gerak. Oleh karena itu harus senantiasa diimbangi dengan aktivitas fisik. Konsumsi apapun dalam jumlah berlebih jika tidak diimbangi dengan olhraga dapat menyebabkan kelebihan kalori yang pada akhirnya ditumpuk menjadi lemak tubuh.
            Lalu ada lagi yang bilang kalau mau diet kurangi konsumsi karbohidrat. Sebenarnya untuk diet harus mengurangi jumlah kalori akan tetapi jangan kurangi karbohidrat sama sekali karena akan mengganggu proses homeostasis dalam tubuh. Cukup kurangi makanan yang mengandung lemak tinggi saja, misalnya gorengan. Terus ada lagi yang bilang kalau konsumsi gula (karbohidrat) berlebih dapat menyebabkan diabetes. Kalau saya boleh bilang, penyakit diabetes itu disebabkan oleh banyak faktor. Memang sih umumnya disebabkan karena berat badan yang berlebih dikarenakan konsumsi gula dan yang gak terkontrol. Jadi kalau mengurangi konsumsi gula tapi tetap mengonsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi tetap saja beresiko diabetes. Soo,  para pembaca blog saya ini sebaiknya mulai dari sekarang konsumsi karbohidrat yang lebih menyehatkan seperti nasi merah, oat, dan gandum. Dan juga sebaiknya sebagai sumber karbohidrat saat makan besar, pilihlah karbohidrat kompleks karena lebih lama dicerna oleh tubuh sehingga kita tidak cepat merasa lapar. Jadi berat badan pun dapat terkontrol. Selain itu pedoman gizi Amerika menganjurkan 50-60 dari energi sebaiknya dari karbohidrat kompleks. Semoga bermanfaat ^^

Senin, 06 Agustus 2012

Sepatu Dahlan Iskan


Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS.
Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR.
Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR.
Seorang yang dekat dengan ALLAH, bukan berarti tidak ada air mata.
Seorang yang TAAT pada ALLAH, bukan berarti tidak ada KEKURANGAN.
Seorang yang TEKUN berdoa, bukan berarti tidak ada masa masa SULIT.
Biarlah ALLAH yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena ALLAH TAU waktu yang tepat untuk memberikan yang TERBAIK.
Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN.
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN.
Ketika hatimu terluka sangat dalam,
maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN.
Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN.
Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN.
Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAH HATI.

Tetap SEMANGAT….
Tetap SABAR….
Tetap TERSENYUM…..
Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN
ALLAH menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN”
Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan.
MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA.

Posted by Pradananusantara

Minggu, 05 Agustus 2012

Bersahabat dengan Tuhan ^^


          Siapa yang tidak bangga jika kelak dirinya dapat menjadi orang yang cerdas dan kaya.  Organisasinya bisa menjadi organisasi yang menguntungkan. Semua orang pasti menginginkannya. Demi itu semua, setiap orang rela bersusah payah. Tidak peduli siang atau malam, terang atau hujan, usaha tetap dilakukan tanpa mengenal lelah. Itulah masa depan. Masa itu harus dilalui dengan penuh kebahagiaan.
            Kebahagiaan yang diraih dengan susah payah, penuh pengorbanan, dan konsistensi, adalah upaya hampir semua orang. Kondisi inilah yang selanjutnya kita kenal dengan istilah sukses. Berbicara sukses memang sangat menarik. Tapi apa sesungguhnya sukses? masih banyak orang yang salah paham dengannya.Secara umum asumsi orang tentang sukses adalah melimpahnya materi atau mudahnya akses dalam membentuk jaringan sosial, pendidikan, kesehatan, maupun yang lain.
Saya selalu menganggap bahwa hidup yang kita jalani hanyalah sebatas menjalani proses yang diinginkan Tuhan menuju kehidupan selanjutnya yang lebih hidup. Sehingga bumi yang kita tempati ini menjadi semacam university of life bagi sebagian orang yang tertarik pada hal – hal dimana ada begitu banyak kesalahan-kesalahan perspektif kita dalam memandang kehidupan yang dianugerahkan Tuhan bagi kita.
Sukses itu tidak hanya selalu diidentikkan dengan “diri sendiri”, tapi bagaimana kita menyikapi arti dari kesuksesan yang kita dapat, yaitu bermanfaat bagi orang lain. Orang sukses seharusnya memang tidak memikirkan dirinya sendiri. Orang sukses seharusnya tidak menjadikan dirinya seseorang yang egois. Orang sukses semestinya bisa berbagi kebahagiaan dengan orang-orang di sekitarnya. Orang bisa dikatakan sukses, jika dia bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitar tempat dia tinggal, dan bisa saja lebih meluas jauh dari tempat tinggalnya.  Saya pikir tidak seorang pun manusia di dunia ini yang tidak ingin menjadi orang yang sukses. Kesuksesan tidak terletak pada hasil semata, walaupun pandangan sukses kebanyakan orang menuntut pada hasil. Sebaliknya kesuksesan itu terletak pada perjalanan menuju sasaran. Sebenarnya ada kaitan yang erat antara impian, Tuhan, dan kenyataan (sukses). Menurut buku yang saya baca, ada tiga tipe manusia jika dihubungkan dengan impian, Tuhan, dan kenyataan.
Ø  Tipe pertama: (no dream ,no god, no fact)
manusia seperti ini mungkin sudah menjadi barang laka saat ini, namun tetap saja ada satu sampai dua orang yang masih mempunyai tipe ini. Manusia pada tipe ini sudah tidak lagi mempunyai harapan hidup, mati pun ia tidak mau. Baginya ia hanya mengutuk dirinya sendiri akan kelahirannya di dunia. Bumi yang kata Tuhan penuh dengan penaklukan dan perjuangan memang benar adanya, bahkan lebih kejam dari itu semua. Saya berkeyakinan bahwa tidak ada manusia yang terlahir dengan kondisi seperti itu, ini hanyalah hasil dari kegagalan ia mengusai dirinya sendiri saat keinginan Tuhan dan keinginannya tidak sejalan. Menurut saya, manusia menjadi penganut tipe ini sebagai bentuk protes pada Tuhan yang telah dilakukakan pada hidupnya, namun nampaknya Tuhan juga gengsi pada orang seperti ini. Orang seperti ini tidak terlalu jauh dari lingkungan kita, merekalah musafir-musafir jalanan tanpa arah, tanpa tujuan, tanpa baju, tanpa celana, bahkan tanpa rasa malu. Semuanya tergadaikan demi aksi protes pada Tuhan yang berkepanjangan. Pernahkah kita berbicara dengan mereka dari hati – ke hati?.
Ø   Tipe kedua: (no dream, with god, still alive)
ini adalah manusia yang sedikit lebih baik dari pada jenis pertama tadi. Namun ia tidak memiliki impian dan keinginan yang berarti dalam hidupnya. Manusia ini memegang teguh prinsip nenek moyangnya terdahulu, “buat apa mempunyai cita-cita setinggi langit, kalau pada akhirnya akan mati juga”. Filosofi seperti itu menjadi pemukul mental paling serius bagi beberapa orang tertentu sebelum akhirnya menjadi penganut paham kedua ini. Biasanya mereka jarang bahkan tidak pernah mencoba hal-hal yang baru yang menantang rasa keinginantahuan. Mereka terikat oleh sistem zaman purba yang sengaja diadopsi oleh nenek moyang mereka. Sebagaimana saya sebutkan diawal, hidup hari ini apa kata takdir mau kemana, dan besok adalah urusan sehari setelah takdir mau membawa kemana. Namun manusia jenis kedua ini masih memiliki Tuhan dalam hidupnya, ia percaya bahwa Tuhanlah yang menentukan hidup manusia, maka dari pahamnya akan konsep ini sampai-sampai mereka tidak melakukakn apa-apa pada hidupnya.
Ø   Tipe ketiga: (dream, god, many question)
Inilah tipe dimana kebanyakan umat islam tinggal. Kita memiliki keinginan dan impian, kita bersandar pada Tuhan, namun sering kali kita bertanya pada Tuhan tentang harapan yang tidak terjawab. Menurut saya, ini sah-sah saja terjadi karena sebagai manusia biasa rasa kecewa itu pasti ada. Seorang teman pernah bercerita pada saya tentang kehidupannya. Dia berkata “ saya heran sekali dengan kehidupan yang saya alami. Sebagai muslim, saya berusaha menjadi muslim yang taat dan ikhlas, lima waktu saya kerjakan di masjid, tiap malam saya belajar dengan tekun, bahkan terkadang tengah malam pun saya bangun dan shalat untuk menyampaikan mimpi-mimpi saya agar Tuhan memenangkannya pada saat nanti. Tapi ternyata semuanya “gagal”. Sejenak saya bingung menjawabnya. Timbul pertanyaan, mengapa ini terjadi? dan ternyata jawabannya sederhana saja, inilah ternyata bentuk sikap adil Tuhan pada manusia. Bagi kita umat islam, kita berkeyakianan bahwa orang-orang kafir itu kelak akan dimasukkan ke dalam neraka. Jadi singkatnya, Tuhan akan memberikan semuanya di dunia bagi orang-orang kafir karena kelak mereka akan disiksa selamanya, dan bagi kita umat muslim, ingatlah bahwa sukses itu bukan hanya sebatas pada harta, juara, dan lain sebagainya. Namun bagaimana kita dihadapkan pada kondisi untuk menjalani hidup ini sesuai dengan keinginan Tuhan. Oleh karena itu, berprasangka baik pada Tuhan adalah jalan menuju kesuksesan itu. Bersahabatlah dengan Tuhan, maka Dia akan bersahabat dengan kita dan akan memeluk mimpi-mimpi kita. Suatu saat nanti kita akan menyadari betapa proses kehidupan yang kita jalani selama ini dengan bahagia dan sedih adalah komposisi utama pembentuk kepribadian. Mario Teguh pernah mengatakan, “Janganlah selalu menyalahkan Tuhan atas kejadian yang tidak berkenan dalam hidup kita, karena sesungguhnya pola pikir kita tidak akan pernah sanggup untuk mengerti pola pikir Tuhan dalam memandang sesuatu”. Maka dari itu, rasakan saja betapa segarnya karunia Tuhan saat kita masih dapat membuka mata dipagi hari dan menikmati keindahan dunia yang Tuhan rancang untuk manusia-manusia terbaiknya. Sungguh, Tuhan itu adalah perancang terbaik. Saatnya menyadari, kurang baik apa Tuhan pada kita. Cobalah cermati firman Allah di dalam Al-Qur'an, Surat Al-Kahfi, ayat 30 berikut ini: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, tentunya Kami tidak akan mengabaikan orang-orang yang melakukan perbuatan baik (itu)". Bayangkan, betapa sangat baiknya kehendak Tuhan untuk memberikan kebahagiaan kepada orang-orang yang suka beramal saleh, orang-orang yang senang memberi, dan membantu mereka yang membutuhkan uluran tangan kita. Jika Tuhan sudah berfirman dan berjanji, pasti Dia melaksanakan janji-Nya tersebut. Inilah sukses yang sebenarnya kita butuhkan untuk menjalani kehidupan ini. 

Sabtu, 04 Agustus 2012

Ya rabb...tahun depan aku ingin ke PIMNAS :)

Writing is my soul
            Sekilas kalimat itu terlihat biasa saja, simple dan mungkin bagi sebagian orang sudah biasa mendengar kalimat itu. Namun tidak bagi saya. Manusia terkadang lahir dengan sejuta impian yang ia bawa sejak kecil hingga dewasa, bahkan hingga manusia itu meninggal pun mereka tetap membawa impian, menjaganya erat – erat, sekalipun sudah tidak sanggup lagi untuk menaklukannya, karena itu ia meninggal. Sengaja di awal tulisan ini saya sisipkan kata “ terkadang “, karena memang impian itu timbul secara alamiah, mengalir begitu saja, dan tidak bisa dipaksakan. Ada sebagian orang yang menganggap hidupnya adalah sebatas perkara hidup hari ini saja, apa yang terjadi besok adalah urusan takdir. Hari ini adalah besoknya kemarin dan besok adalah sehari setelah besoknya kemarin. Baginya impian adalah hal diluar jangkauan dirinya. Orang ini menganggap mendahului takdir Tuhan jika manusia terlalu bersikeras dalam meraih impiannya. Namun ada juga manusia yang hidup karena ia dibesarkan oleh keinginan – keinginan yang menjadi tujuan hidupnya. Sekalipun keinginan itu tidak dapat dipaksakan, nampaknya ia sendiri yang memaksakan keinginan itu ada, mungkin karena pengaruh lingkungan sekitar dan lain sebagainya. Bahkan manusia seperti ini beranggapan bahwa “Ini Hidup Saya, maka Sayalah yang menentukan nasib saya sendiri. Sebuah ideologi kepercayaan diri yang hampir tidak semua orang memilikinya. Unik, berani, dan sedikit bernuansa apatis.
            Saya pikir berbicara tentang impian tidak akan pernah ada habisnya. Saya terlahir dari keluarga biasa-biasa saja. Namun, saya tidak ingin hidup saya biasa-biasa saja. Itu pasti!!. Saya dibesarkan oleh keinginan – keinginan yang menjadi tujuan hidup saya. Sejak kelas 2 SMA saya suka menulis. Ada sebuah kalimat yang menurut saya cukup berkesan. Kalimatnya seperti ini “kalau kau bukan anak raja dan anak ulama besar, maka menulislah” (Imam Ghazali). Kalimat itu seakan terpatri dalam hati saya. Sejak itu saya selalu ingin menulis, menulis, dan menulis.
            Saya sudah cukup sering mengikuti event-event lomba menulis. Mulai dari tingkat fakultas sampai nasional. Semuanya pernah saya alami. Ada yang berhasil jadi juara, namun tak sedikit juga yang gagal (maklum usaha). Ada satu event yang belum berhasil saya ikuti sampai mau memasuki tingkat tiga ini. PIMNAS. Ya...PIMNAS (Pekan Ilmiah Nasional). Ini merupakan ajang bergengsi yang diadakan tiap tahunnya. Di ajang ini diberikan hibah dari DIKTI dimana hibah tersebut digunakan untuk menjalankan program-program untuk kemaslahatan umat. Saya yakin, semua mahasiswa diseluruh Indonesia ingin merasakan atmosphere di PIMNAS. Termasuk saya. Mendengar cerita dari teman-teman yang diberi kesempatan mengikuti PIMNAS tahun ini, sungguh membuat saya merasa tertantang untuk bisa lolos tahun depan. Sudah 2x saya mengikuti ajang ini. Tingkat pertama saya gagal total alias tidak didanai oleh dikti. Tingkat kedua, ada kemajuan. Proposal saya didanai oleh dikti (Alhamdulilah).  Dan saya ingin tingkat tiga ini bisa lolos PIMNAS (amin). Maka dari itu mulailah saya membentuk tim yang solid. Tim yang mau diajak susah dan senang serta dosen pembimbing yang berkompeten. Semoga harapan saya di tingkat 3 ini berhasil. Menuju PIMNAS dan raih emas (amin...amin...ya rabbal alamin). SEMANGAT berkarya untuk negeri!! J

Rabu, 01 Agustus 2012

Terima Kasih ^^


     Maha Suci Engkau Ya Allah, yang telah menciptakan perasaan. Maha Suci Engkau yang telah menciptakan ada dan tiada. Hidup ini adalah penghambaan. Tarian penghambaan yang sempurna. Tak ada milik dan pemilik selain Engkau. Tak ada punya dan mempunyai selain Engkau. Tetapi mengapa Kau harus menciptakan perasaan? Mengapa Kau harus memasukkan bongkah yang disebut dengan "perasaan" itu pada mahkluk ciptaanMu? Perasaan kehilangan... perasaan memiliki... perasaan mencintai.
            Kami tak melihat, Kau berikan mata; kami tak mendengar, Kau berikan telinga; Kami tak bergerak, Kau berikan kaki. Kau berikan berpuluh-puluh nikmat lainnya. Jelas sekali, semua itu berguna! Tetapi mengapa Kau harus menciptakan bongkah itu? Mengapa Kau letakkan bongkah perasaan yang seringkali menjadi pengkhianat sejati dalam tubuh kami, bahkan termasuk mengkhianati Engkau. Mengapa?”
            Ya Rabb, Engkaulah alasan semua kehidupan ini. Engkaulah penjelasan atas semua kehidupan ini. Perasaan itu datang dariMu. Semua perasaan itu juga akan kembali kepadaMu. Kami hanya menerima titipan. Dan semua itu ada sungguh karenaMu. Katakanlah wahai semua pencinta di dunia. Katakanlah ikrar cinta itu hanya karenaNya. Katakanlah semua kehidupan itu hanya karena Allah. Katakanlah semua getar-rasa itu hanya karena Allah. Dan semoga Allah yang Maha Mencinta, yang Menciptakan dunia dengan kasih-sayang mengajarkan kita tentang cinta sejati. . Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk merasakan hakikatNya. Semoga Allah sungguh memberikan kesempatan kepada kita untuk memandang wajahNya. Wajah yang akan membuat semua cinta dunia layu bagai kecambah yang tidak pernah tumbuh. Layu bagai api yang tak pernah panas membakar. Layu bagai sebongkah es yang tidak membeku