MAAF., hanya sebatas huruf yang sudah ditata. Tetapi di dalamnya terkandung arti yang tak biasa. MAAF, hanya sebuah kata tapi tak semua orang mampu berucap.
Ceritaku Ini bukan tentang kesedihan. Sekali lagi
jangan pernah tertipu. Ini bukan tentang cinta, episode hidupku kini sudah
sampai pada pertanyaan seberapa baikkah kamu?
Dini
hari kemarin, lebih tepatnya tanggal 1 januari 2014, saya mendapatkan pembelajaran
dari kata MAAF itu. Memang benar, kamu tak akan pernah mengerti bagaimana
rasanya kecewa, kalau kau tak merasakan rasa kecewa itu. Dan itulah hukum alam.
Ceritanya, kemarin aku baru sampai
di kota pahlawan, Surabaya. Dan ceritanya juga, ada yang berjanji menjemputku
saat tiba disana. Dan ceritanya juga,
penjemput itupun gagal menjemput. Aku mengerti, faktor keadaanlah yang membuat
cerita seperti ini. Tapi yang aku tidak mengerti adalah kenapa harus berkata “sanggup” jika pada kenyataannya tak
sanggup. Kenapa harus berkata “iya” jika
pada kenyataannya tidak. Aku memilih diam.
Membiarkan. Kelelahan yang sangat waktu itu membuatku bahkan tak bisa menikmati
indahnya kelap-kelip lampu Surabaya dini hari. Sesaat kubiarkan
pikiranku tersesat pada dini hari itu.
Dan aku tak bermaksud
untuk menyalahkanmu untuk kejadian dini hari itu, tidak sama sekali. Aku hanya
ingin meberimu sebuah pengertian saja. Pengertian yang nantinya akan membuatmu
lebih baik. Aku hanya ingin kamu menjadi sosok yang lebih menghargai komitmen. Agar
kau menjadi pemimpin yang pandai bersikap, yang dicintai lingkunganmu karena
keelokan tingkahmu.
Pada awalnya, aku juga
tak meminta kau untuk menjemputku. Pada awalnya, kau sendiri yang memberikan
penawaran itu. Dan pada akhirnya kamu juga yang memutuskan penawaran itu. Ini
bukan masalah menjemput atau tidak menjemput. Tapi ini tentang cara menghargai
orang. Aku paham, saat kau bilang “macet” dan sepertinya tak bisa menjemput.
Yang aku tak paham adalah tak bisakah kau mengucapkan kata “maaf” walau hanya
seuntai saja?. Sungguh kata maaf itu memiliki makna yang lebih dari kau
bayangkan. Mungkin kau beranggapan, tulisanku ini terlalu mendramatisir atau
apalah itu. Tapi suatu saat nanti kau akan mengerti kekuatan dari kata MAAF itu
sobat.....
Karena MAAF itu
membenarkan yang benar dan memperbaiki yang salah
(Someone said)
Pamekasan, 02 januari 2013
2 komentar:
bingung mau komen apa, MAAF jika komennya ga penting, hehe
begitu susah kata MAAF keluar dari orang yang mungkin tak merasa atau mungkin tak pernah merasa kalau dirinya salah. sudahlah tak penting mencari siapa yang benar dan siapa yang slah di sini. just keet forward, move on dari semua yg tlah terjadi, fighting cil
Hahahaa, hanya mencoba memberikan saran lewat tulisan ko.krn hidayah itu dtgnya sesuatu yg gk diduga2
Posting Komentar